Penyelam Inggris Videokan Sampah Berserakan di Laut Bali

Rich Horner menunjukkan sampah di bawah laut Bali (Sumber: tempo.co)

Seorang penyelam asal Inggris merekam berbagai sampah berserakan di laut Bali saat ia menyelam di lepas pantai wisata Bali. 

Penyelam bernama Rich Horner ini mempublikasikan rekaman video sampah plastik itu di akun media sosialnya dan YouTube.

"Kantong plastik, botol plastik, cangkir plastik, lembaran plastik, ember plastik, saset plastik, sedotan plastik, keranjang plastik, kantong plastik, kantong plastik lagi, plastik, plastik," kata Horner

"Banyak banget plastik."

Daerah laut manta point di Bali sering dikunjungi berbagai ikan pari manta untuk membersihkan diri dari parasit menggunakan bantuan ikan-ikan kecil. Namun video itu hanya menunjukkan 1 ikan pari manta. 

"Kejutan, kejutan. Tidak banyak ikan pari manta di sini di pos pembersihan mereka hari ini," kata Horner. 

Rich Horner merekam video penampakan tumpukan sampah di titik manta point di lepas Laut Bali, yang menjadi pusat turis.

Haruki Agustina (Sumber: antaranews.com)

Menurut lembaga Rivers, Oceans, Lakes, and Ecology Foundation; Indonesia memproduksi sekitar 130 ribu ton sampah plastik dan kertas setiap tahun. Dari jumlah itu, hanya setengah yang sampai di tempat pembuangan.

Kepala Sub Direktorat Sampah Spesifik dan Daur Ulang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Haruki Agustina mengatakan, sampah laut adalah masalah serius yang dihadapi Indonesia sebagai negara kedua terbesar di dunia yang berkontribusi pada sampah yang masuk ke laut. 

"Yang bahaya sampah mikroplastik yang masuk ke laut berubah menjadi nanoplastik dan dimakan ikan di laut. Ujungnya ikan itu dimakan oleh manusia," kata Haruki di acara aksi bersih-bersih sampah, khususnya plastik di 115 titik di Bali, Sabtu, 24 Februari 2018 yang diadakan Satu Pulau Satu Suara (One Island One Voice) dan didukung pemerintah. 

Berdasarkan data Direktur Jenderal Pengelola Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya KemenLHHut;  9,85 miliar lembar sampah plastik dihasilkan setiap tahun dan mencemari lingkungan selama lebih dari 400 tahun. 

Hanya 5% sampah kantong plastik yang bisa didaur ulang dan sisanya menguasai hampir 50% lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan butuh lebih dari 100 tahun agar terurai.


Sumber: tempo

Komentar